Sarjana, kata ini sudah tidak asing lagi ditelinga banyak orang. Menjadi sarjana merupakan impian banyak orang. Pasalnya, sarjana dipandang sebagai orang berilmu dan memiliki masa depan cerah. Seperti halnya sarjana, kata pengangguran juga sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Pengangguran adalah salah satu momok yang sampai saat ini menjadi problema bagi para generasi muda yang sudah menjadi sarjana. Seringkali kita mendengar ungkapan "Banyak sarjana yang menganggur". Ungkapan ini selalu menghantui para sarjana serta para calon sarjana. Ungkapan tersebut selalu menghantui karena minimnya lapangan pekerjaan yang jika dibandingkan dengan banyaknya lulusan sarjana tiap tahunnya. Namun hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan mengapa banyak sarjana yang menganggur. Sebelum menyimpulkan minimnya lapangan pekerjaan adalah alasan utama banyak sarjana yang menganggur, ada baiknya kita berfikir kebelakang terlebih dahulu, Sebenarnya faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam hal ini.
Yang pertama adalah tujuan kita kuliah terlebih dahulu. Tujuan adalah salah satu hal yang sangat mempengaruhi masa depan kita sebelum kuliah. Dengan adanya tujuan, maka dalam perjalanan kuliah sampai kita menjadi sarjana akan lebih terfokus dengan tujuan kita. Tapi faktanya, dinegeri kita kuliah itu bukan karena sesuatu yang mereka cita-citakan atau bukan karena tujuan mereka, tapi lebih cenderung ke arah "Gengsi". Tapi mungkin diantara mereka ada yang kuliah bukan karena gemgsi, Mungkin karena lulusan SMA yang tidak mempunyai keahlian lain. Sehingga setelah lulus, mereka hanya ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena belum ada pilihan, mereka akhirnya mendaftarkan diri sebagai mahasiswa tanpa adanya tujuan pasti. Entah jurusan yang diambil itu pas dengan karakter mereka atau tidak. Untuk mereka yang memilih jurusan tidak sesuai dengan karakter dirinya, akan cenderung lebih malas untuk menjalani kuliah dan kuliah hanya sekedar hadir. Secara logika, bagaimana mungkin mereka nantinya akan mendapat pekerjaan dengan mudah jika kuliah hanya sekedar setor muka saja. Sedangkan mereka yang kuliahnya terencana belum tentu mendapatkan pekerjaan.
Yang kedua mungkin karena kurangnya pemikiran yang kreatif dan inovatif dari para lulusan. Mereka hanya mengandalkan lapangan pekerjaan dari pemerintah dan orang lain. Padahal dengan modal pengalaman dari bangku kuliah bisa dijadikan modal untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai bidangnya. Mungkin karena gengsi, mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka lebih memilih menunggu lapangan pekerjaan dari pihak lain. Sebenarnya mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, namun mereka lebih memilih menunggu.
Faktor yang terakhir mungkin berasal dari pihak lembaga pendidikan itu sendiri, banyak perguruan tinggi yang tidak memikirkan para sarjananya. Mereka lebih banyak hanya mengutamakan kuantitas dibandingkan kualitas. Tapi keadaan ini justru dimanfaatkan oleh mereka yang ingin memperoleh gelar sarjana tanpa bersusah payah (seperti saya :v). Hal inilah yang melahirkan sarjana yang tidak bersaing di dunia kerja, dan meningkatkan jumlah pengangguran di negeri ini.
Selain faktor-faktor tersebut, ada beberapa faktor lainnya yang banyak sedikitnya mempengaruhi jumlah penganguran, seperti:
- Sikap selektif yang berlebihan
- Minimnya Jaringan Pertemanan
- Banyaknya jumlah sarjana setiap tahunnya
- Minimnya lapangan pekerjaan
Mulailah merubah pola pikir kita dengan meletakkan jumlah lapangan pekerjaan dan banyaknya lulusan tiap tahun menjadi faktor terakhir penyebab banyaknya sarjana yang menganggur. Jadi hal terpenting dalam menentukan nasib kita adalah ada pada diri sendiri, Bagaimana kita merencanakan tujuan untuk menggapai cita-cita. Semoga coretan ini dapat bermanfaat. Terimakasih...
Makasih
ReplyDelete